Penemu Mesin Karaoke Shigeichi Negishi Meninggal Dunia

Shigeichi Negishi, pengusaha Jepang penemu mesin karaoke pertama, telah meninggal dunia pada usia 100 tahun.

Berita ini dilaporkan oleh penulis Matt Alt, yang mewawancarai pengusaha tersebut pada tahun 2018 untuk bukunya Pure Invention: How Japan Made the Modern World.

Berita tersebut ditulisnya di Wall Street Journal, yang diterbitkan pada hari Kamis 15 Maret lalu.

Dikonfirmasi melalui putrinya, Atsumi Takano, bahwa Negishi meninggal dunia di Tokyo pada tanggal 26 Januari karena penyebab alami setelah terjatuh.

Pada tahun 1967, Negishi, yang saat itu bekerja di sebuah perusahaan elektronik, mendesain Sparko Box yang belum sempurna.

Sparko Box itulah yang kemudian menjadi inspirasi mesin karaoke yang dominan secara global di masa depan.

Menyadari bahwa nyanyiannya dapat dibantu dengan adanya backing track, ia merakit speaker, tape deck, dan mikrofon.

Ia lalu membawa pulang alat uji coba tersebut ke rumah untuk diberikan kepada istri dan anak-anaknya.

Pertunjukan karaoke pertama pada malam itu adalah versi instrumental lagu ‘Mujo no Yume’ karya Yoshio Kodama.

Negishi juga menciptakan istilah karaoke, sebuah kontraksi dari kata ‘kosong’ dan ‘orkestra’ dalam bahasa Jepang.

Meskipun pada awalnya distributornya tidak menyukai nama tersebut, karena merasa nama tersebut terlalu mirip dengan kata ‘kanoke’ yang berarti peti mati.

Setelah mendapatkan nama Sparko Box, Negishi mulai memproduksi mesin ini secara massal.

Ia pun berkeliling ke bar dan restoran untuk menjualnya, dan menjual sekitar 8.000 unit selama delapan tahun.

Sparko Box miliknya pertama kali dipasarkan pada tahun 1967 dan “diakui sebagai mesin karaoke paling awal” oleh Asosiasi Industrialis Karaoke Seluruh Jepang.

Pada  tahun 1970-an, para penemu lain pada akhirnya menciptakan prototipe serupa, termasuk Daisuke Inoue’s 8 Juke.

Negishi mendahului mereka semua beberapa tahun sebagai penemu mesin karaoke.

Kredensial Negishi sebagai perintis asli diakui oleh Asosiasi Pengusaha Karaoke Seluruh Jepang, organisasi produsen dan peritel karaoke terbesar di Jepang.

Namun, dia tidak pernah mematenkan penemuannya, sesuatu yang menurut penulis biografinya “tidak pernah mengganggunya”.

Segalanya berubah setelah produsen-produsen besar berinvestasi dalam kegiatan tersebut, dan karaoke berkembang biak menjadi bentuk rekreasi bagi orang-orang di seluruh dunia.