MISANTHROPY CLUB X YEMI : EXPERIMENTAL LAHIR BATIN

Misanthropy Club x Yemi

Misanthropy Club merilis edisi spesial cendera mata Death Trip Tour 2023 dengan menggandeng Yemi sebagai kolaborator.

Berpacu pada gairah yang selaras–lintas batas, lintas bablas – Yemi menggunakan hoodie Death Trip sebagai fondasi dan memadukannya dengan kain perca.

Yemi merombak dan menyusun ulang bahan tersebut menjadi jaket, korset, dan shoulder bag.

Yemi berusaha mengalihwahanakan bunyi-bunyian Misanthropy dalam format yang tidak mp3 maupun WAV, namun menjadi tata busana.

Mereka hanya merilis 1 karya untuk masing-masing artikel.

Menganut gaya streetwear dan subversive style, eksplorasi Misanthropy kini menjadi lebih luas lagi, tidak terbatas oleh genre, medium, bentuk dan sekat-sekat lainnya yang dirasa mulai tidak relevan saat ini.

Misanthropy Club adalah sebuah proyek trio asal Padang Panjang, Sumatera Barat.

Musik yang dibawakan Misanthropy mungkin adalah sebuah hal yang tidak disangka-sangka akan tercipta dari para wibu-pns-pecinta kucing.

Musik mereka terlahir dari hasil eksperimentasi ekstrem metal, EDM, drum and bass, techno, hip-hop, noise, dan genre-genre lain yang entah-apa-namanya, tak perlu terlalu dipusingkan.

Musik mereka terdengar cukup lantang untuk mengalihkan bisikan-bisikan wangsit di dalam kepala, namun juga cukup nyaman untuk dapat berjoget ria, headbang, two step, kesurupan, atau apapun cara kalian meresponnya, kami-tidak-peduli.

Death Trip sendiri adalah album kedua mereka setelah sebelumnya melepas-landaskan sebuah EP bertajuk ”Loser” di tahun 2020.

Termasuk beberapa single seperti Devastate (2023), No Trust (2022), Haunter (2023), Gula/Gluttony (2021), Luxuria/Lust (2021), C-4 (2019), dan lain-lain.

Pada 2023, Misanthropy mendapat nominasi AMI Award dengan kategori album metal terbaik untuk album Death Trip.

Yemi adalah seorang seniman yang bereksplorasi melalui medium fesyen yang berbasis di Bali.

Ia memulai eksplorasinya dengan membongkar-susun pakaian lama yang sudah mulai usang dan membosankan menjadi pakaian pesta yang ugal-ugalan namun juga sekaligus menyenangkan.

Yemi juga gemar menggunakan berbagai bahan tak lazim seperti rantai, rumput futsal, hingga karung tepung bekas pakai.

Yemi mulai eksperimentasinya dalam fesyen sejak tahun 2020.

Ia memulai sebagai asisten desainer Ican Harem lalu memulai proyek mandirinya sejak 2021.

Dalam kekaryaannya Yemi terpengaruh gaya industrial techwear, streetwear, subversive, dan lain-lain yang entah-apa-namanya, tak perlu terlalu dipusingkan juga. 

Dengan hadirnya kolaborasi ini Misanthropy Club dan Yemi menasbihkan diri sebagai seniman eksperimental jasmani rohani, lahir dan batin. Proyek ini diharapkan menjadi awal mula dari kolaborasi multidisiplin–yang tidak disiplin-disiplin amat– di masa mendatang.