Setelah delapan bulan muncul di public, film pemenang Academy Award ‘Oppenheimer’ tayang perdana pada hari Jumat lalu di Jepang.
Memang merupakan hal yang umum jika film buatan Amerika debut di Jepang beberapa bulan lebih lambat dibandingkan di Amerika Utara.
Namun sebelum Oppenheimer tayang, muncum beragam spekulasi mengenai apakah film tersebut akan dirilis di Jepang.
Hal ini jelas kontroversial, mengingat pokok bahasan film tersebut, yang mengikuti fisikawan teoretis Amerika J. Robert Oppenheimer (diperankan oleh Cillian Murphy) yang memimpin pembuatan bom atom.
Senjata pemusnah massal tersebut diledakkan pada tahun 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, menewaskan sekitar 200 ribu warga Jepang.
Seorang ibu rumah tangga dari Nagasaki, Tsuyuko Iwanai memberikan komentarnya kepada NPR setelah menonton fim tersebut.
“Film ini hanya tentang pihak yang menjatuhkan bom atom,” katanya.
“Saya berharap mereka menyertakan sisi tempat dijatuhkannya.”
Memang benar, poin kontroversial dari film ini adalah sutradara Christopher Nolan hanya berfokus pada Oppenheimer.
Dan dia tidak secara langsung menggambarkan pembantaian dan penderitaan yang ditimbulkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Menurut American Prometheus, buku yang menjadi dasar film tersebut, Oppenheimer mengatakan bahwa dia secara umum mendukung keputusan pemerintah AS untuk menggunakan senjata nuklir.
Namun dia tidak pernah memahami perlunya mengebom Nagasaki setelah menghancurkan Hiroshima.
Oppenheimer mengunjungi Jepang pada tahun 1960, tetapi tidak pernah mengunjungi kedua kota tersebut.
Beberapa orang yang selamat dari serangan AS di Jepang telah menonton film tersebut.
Di antara mereka adalah dokter Masao Tomonaga yang berusia 80 tahun.
“Saya berada di sana, di bawah ledakan itu. Saya berada di sana, di Nagasaki,” katanya.
Dia tidak ingat ledakan itu karena dia baru berusia 2 tahun saat itu.
Keluarganya kemudian menjelaskan kepadanya bahwa dia selamat karena rumahnya berjarak sekitar satu setengah mil dari titik nol.
Dia sedang tertidur di tempat tidur ketika bom dijatuhkan dan ledakan itu meratakan rumahnya, namun dia selamat tanpa cedera.
Menonton film tersebut membantunya memvisualisasikannya.
Reuters melaporkan bahwa beberapa bioskop di Jepang memasang tanda peringatan kepada penonton bioskop.
Dijelaskan bahwa film tersebut berisi gambar-gambar seperti uji coba nuklir yang mungkin memicu ingatan akan bom tersebut.
Film ini pun berhasil meraih pendapatan sekitar 2,5 juta dolar di akhir pekan lalu dari total 343 bioskop. Film ini menempati posisi ketiga di tangga box office negara itu setelah dua film lokal, film horor “Strange House” dan animasi “Haikyu!!”.